Quantcast
Channel: Apa Saja Ada
Viewing all articles
Browse latest Browse all 8

Istirahatlah Kata-Kata Representasi Film Untuk Menolak Lupa

$
0
0

Istirahatlah kata-kata/ Janganlah menyembur-nyembur / Orang-orang bisu.

Tidurlah kata-kata / kita bangkit nanti / menghimpun tuntutan-tuntutan / yang miskin papa dan dihancurkan.

Sepenggal puisi ini dibacakan oleh suara yang serak, cadel, dan dalam. Suara itulah yang menjadi latar suara pada awal film ‘Istirahatlah Kata-Kata’, film yang mengisahkan tentang sosok Wiji Thukul, dan puisi itu adalah salah satu karya milik Wiji Thukul. Nama Wiji Thukul adalah salah satu dari sekian banyak aktivis dan orang hilang pada kejadian ’98 yang hingg kini keberadaannya tidak diketahui, dia selalu berhasil membuat para penguasa Orde Baru berang hanya dengan puisi-puisi dan tulisan-tulisannya. Yosep Anggi Noen, sang sutradara, berhasil menghidupkan kembali puisi-puisi dan sosok Wiji Thukul dalam film terbarunya.

Dia yang Terasingkan

Adegan seorang Bandar togel sgp intel yang sedang menanyai dan mengobrak-abrik rumah adalah gambar pertama yang terlihat ketika film ini diputar. Kemudian cerita berpindah ke tempat Wiji Thukul mengasingkan diri di Pontianak. Ia meninggalkan Sipon, istrinya dan kedua anaknya yang masih kecil-kecil, sebab ia tengah diburu oleh para penguasa Orde Baru pasca kejadian PRD. Kondisi politik tahun ’98 bisa dikatakan kondisi paling kelam dan mencekam setelah pembantaian ratusan ribu orang yang dituduh PKI.

Film Istirahatlah Kata-Kata memang tidak seperti film dengan tema biopic pada umumnya. Sang sutradara, Yosep Anggi Noen, sengaja hanya mengambil peristiwa pelarian Wiji Thukul sebagai dasar cerita. Pemilihan ini tentunya berdasarkan perhitungan yang matang, dan alasan itu dituangkan dalam narasi panjang di awal film. Mengambil rentang waktu 1996-1998, sosok Wiji Thukul adalah salah satu dari sekian banyak aktivis paca kejadian ‘Serangan Fajar’ Juli 1996. Dia dianggap sebagai salah satu pencetus terbentuknya PRD, kelompak yang oleh pemerintah Orde Baru dijadikan kambing hitam atas peristiwa tersebut, yang kemudian menjadikannya masuk dalam daftar orang buronan politik.

Kehidupan Wiji Thukul semasa pelarian Poker Online digambarkan dengan apik dalam film, kita akan banyak disuguhi oleh adegan-adegan sunyi, jalan sunyi yang panjang, puisi-puisinya yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Anggi Noen seperti ingin menggambarkan betapa terasing dan tersingkirnya hidup seorang Wiji Thukul pada saat itu. Namun untuk merada rasa introvert ketika sedang menonton, Anggi Noen tidak lupa pula menyelipkan adegan di mana Wiji dan Sipon akhirnya bertemu dan bermesraan, hal itu sengaja ditampilkan untuk memperlihatkan sisi lain Wiji Thukul di luar predikat aktivisnya.

Mulut Boleh dibungkam, tapi Suara Bergema

Untuk ukuran film festival, film Istirahatlah Kata-Kata sama sekali jauh dari kesan absurd dan susah dicerna bagi orang awam yang tak paham film. Justru film ini menampilkan sesuatu yang sederhana tapi bermakna dalam, sama sekali tidak membingungkan. Mungkin kita harus berterimakasih pula kepada sang DOP, Bayu Prihantoro Filemon, yang sudah membuat sinematografi film ini terlihat sangat rapi dan apik.

Pemilihan pemaian yang dilakukan oleh Anggi adalah hal luar biasa. Betapa dia bisa sangat pintar dengan memilih Gunawan Maryanto, aktor teater papan atas untuk memerankan Wiji Thukul dan hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Begitu pula dengan pemeran Sipon, Marrisa Anita, yang bermain dengan sangat totalitas.

Meskipun film Istirahatlah Kata-Kata telah berkali-kali tampil di festival film internasional, nyatanya di negeri sendiri film ini diputar dengan sangat terbatas. Entah karena kurang dana atau karena masih banyaknya pihak-pihak yang merasa terganggu dan gerah atau mungkin trauma dengan isu ’98. Yang jelas, sampai kapan pun akan banyak orang yang menolak lupa, sebab jika satu suara dibungkam, akan ada banyak gema dari mulut-mulut lainnya.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 8

Trending Articles